Tafsir Surah Al Qashash Ayat 14-28 – Dalam kesempatan kali ini admin ingin membagikan Tafsir Surah Al Qashash Ayat 14-28. Mungkin diantara sobat ada yang sudah mengerti atau memahami mengenai Tafsir Surah Al Qashash Ayat 14-28. Namun tidak bisa dipungkiri jika masih ada yang belum terlalu memahami atau bahkan belum mengerti sama sekali mengenai Tafsir Surah Al Qashash Ayat 14-28. Bagi sobat yang masih bingung mengenai Tafsir Surah Al Qashash Ayat 14-28, sobat bisa menyimak Tafsir Surah Al Qashash Ayat 14-28 di bawah ini untuk memahami lebih lanjut.
Tafsir Surah Al Qashash Ayat 14-28
Ayat 14-19: Musa ‘alaihis salam diberi ilham dan hikmah sebagai persiapan untuk menjadi rasul.
وَلَمَّا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَاسْتَوَى آتَيْنَاهُ حُكْمًا وَعِلْمًا وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (١٤) وَدَخَلَ الْمَدِينَةَ عَلَى حِينِ غَفْلَةٍ مِنْ أَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلانِ هَذَا مِنْ شِيعَتِهِ وَهَذَا مِنْ عَدُوِّهِ فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِي مِنْ شِيعَتِهِ عَلَى الَّذِي مِنْ عَدُوِّهِ فَوَكَزَهُ مُوسَى فَقَضَى عَلَيْهِ قَالَ هَذَا مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ عَدُوٌّ مُضِلٌّ مُبِينٌ (١٥) قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي فَغَفَرَ لَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ (١٦) قَالَ رَبِّ بِمَا أَنْعَمْتَ عَلَيَّ فَلَنْ أَكُونَ ظَهِيرًا لِلْمُجْرِمِينَ (١٧) فَأَصْبَحَ فِي الْمَدِينَةِ خَائِفًا يَتَرَقَّبُ فَإِذَا الَّذِي اسْتَنْصَرَهُ بِالأمْسِ يَسْتَصْرِخُهُ قَالَ لَهُ مُوسَى إِنَّكَ لَغَوِيٌّ مُبِينٌ (١٨) فَلَمَّا أَنْ أَرَادَ أَنْ يَبْطِشَ بِالَّذِي هُوَ عَدُوٌّ لَهُمَا قَالَ يَا مُوسَى أَتُرِيدُ أَنْ تَقْتُلَنِي كَمَا قَتَلْتَ نَفْسًا بِالأمْسِ إِنْ تُرِيدُ إِلا أَنْ تَكُونَ جَبَّارًا فِي الأرْضِ وَمَا تُرِيدُ أَنْ تَكُونَ مِنَ الْمُصْلِحِينَ (١٩
Terjemah Surat Al Qashash Ayat 14-19
14. Dan setelah dia (Musa) dewasa[1] dan sempurna akalnya[2], Kami anugerahkan kepadanya hikmah (kenabian) dan pengetahuan[3]. Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat ihsan[4].
15. Dan dia (Musa) masuk ke kota (Memphis) ketika penduduknya sedang lengah[5], maka dia mendapati di dalam kota itu dua orang laki-laki sedang berkelahi[6]; yang seorang dari golongannya (Bani Israil) dan yang seorang (lagi) dari pihak musuhnya (kaum Fir’aun). Orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya[7], untuk (mengalahkan) orang yang dari pihak musuhnya[8], lalu Musa meninjunya[9], dan matilah musuhnya itu. Dia (Musa) berkata, “Ini[10] adalah perbuatan setan[11]. Sungguh, dia (setan) adalah musuh yang jelas menyesatkan[12].”
16. Dia (Musa) berdoa, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku.” Maka Allah mengampuninya. Sungguh, Allah, Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
17. Dia (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, oleh karena nikmat yang telah Engkau anugerahkan kepadaku[13], maka aku tidak akan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa[14].”
18. Karena itu, dia (Musa) menjadi ketakutan berada di kota itu[15] sambil menunggu (akibat perbuatannya), tiba-tiba orang yang meminta pertolongan kemarin berteriak meminta pertolongan kepadanya[16]. Musa berkata kepadanya[17], “Engkau sungguh, orang yang nyata-nyata sesat[18].”
19. [19]Maka ketika dia (Musa) hendak memukul dengan keras orang yang menjadi musuh mereka berdua, dia berkata, “Wahai Musa! Apakah engkau bermaksud membunuhku, sebagaimana kemarin engkau membunuh seseorang? Engkau hanya bermaksud menjadi orang yang berbuat sewenang-wenang di negeri (ini), dan engkau tidak bermaksud menjadi salah seorang dari orang-orang yang mengadakan perdamaian[20].”