Tafsir Surah Al ‘Ashr – Dalam kesempatan kali ini admin ingin membagikan Tafsir Surah Al ‘Ashr. Mungkin diantara sobat ada yang sudah mengerti atau memahami mengenai Tafsir Surah Al ‘Ashr. Namun tidak bisa dipungkiri jika masih ada yang belum terlalu memahami atau bahkan belum mengerti sama sekali mengenai Tafsir Surah Al ‘Ashr. Bagi sobat yang masih bingung mengenai Tafsir Surah Al ‘Ashr, sobat bisa menyimak Tafsir Surah Al ‘Ashr di bawah ini untuk memahami lebih lanjut.
Tafsir Surah Al ‘Ashr
Surah Al ‘Ashr (Masa)
Surah ke-103. 3 ayat. Makkiyyah
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Ayat 1-3: Sebab manusia bahagia dan celaka di dunia ini dan sungguh rugi orang yang tidak memanfaatkan waktunya untuk beriman dan beramal saleh.
وَالْعَصْرِ (١) إِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢) إِلا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣
Terjemah Surat Al ‘Ashr Ayat 1-3
1. Demi masa[1].
2. Sungguh, manusia berada dalam kerugian,
3. kecuali orang-orang yang beriman[2] dan mengerjakan amal saleh[3] serta saling menasihati untuk kebenaran[4] dan saling menasihati untuk kesabaran[5].
[1] Kata ‘Ashr’ di ayat bisa juga diartikan waktu ‘Ashr atau shalat Ashar. Allah Subhaanahu wa Ta’aala bersumpah dengan masa yang mencakup malam dan siang; yang merupakan tempat terjadinya perbuatan hamba dan amal mereka, bahwa setiap manusia akan rugi, yakni tidak beruntung sebagaimana diterangkan dalam ayat selanjutnya. Kerugian ada beberapa macam; ada kerugian yang mutlak dan ada kerugian yang hanya sebagiannya saja. Kerugian yang mutlak adalah kerugian di dunia dan akhirat; di dunia mendapatkan kesengsaraan, kebingungan dan tidak mendapatkan petunjuk, sedangkan di akhirat mendapatkan neraka jahannam. Allah Subhaanahu wa Ta’aala meratakan kerugian kepada semua manusia kecuali orang yang memiliki empat sifat; iman, amal saleh, saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.
[2] Yaitu beriman kepada apa yang diperintahkan Allah untuk diimani, dan iman tidak dapat terwujud kecuali dengan ilmu (belajar), sehingga ia merupakan bagian yang menyempurnakannya. Dalam ayat ini terdapat dalil untuk mendahulukan ilmu sebelum beramal.